SELF ACCEPTANCE SEBAGAI SOLUSI EMPTY NEST SYNDROME PADA LANSIA
DOI:
https://doi.org/10.32332/jbpi.v6i1.8166Keywords:
Self Acceptance, Empty Nest Syndrome, LansiaAbstract
Fase lanjut usia merupakan usia yang mengalami penurunan aspek fisik, kesehatan, dan mental. Pada fase ini lansia mempunyai berbagai permasalahan khususnya aspek psikologis. Salah satu permasalahan psikologis yang terjadi adalah sindrom sarang kosong yang disertai perasaan kesepian yang berujung pada stres sehingga menimbulkan indikasi gangguan kesehatan jiwa. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan kualitas hidup, kenyamanan dan kesejahteraan mereka melalui pemberian layanan intervensi dengan menumbuhkan aspek penerimaan diri dalam kehidupan mereka. Maka penerimaan diri menjadi solusi bagi lansia yang mengalami sindrom sarang kosong. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penerimaan diri yang telah dibuktikan pada penelitian-penelitian sebelumnya sebagai sebuah konstruk pemikiran yang dapat diterapkan sebagai solusi bagi lansia yang mengalami sindrom sarang kosong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, didukung dengan tinjauan pustaka tentang sindrom sarang kosong, disertai penerimaan diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan lansia, dan dapat diterapkan oleh konselor. Hasil penelitian ini adalah 1) Lansia menjalani proses untuk mencapai penerimaan diri yang baik dan maksimal; 2) Tahapan penerimaan diri menjadi solusi bagi lansia yang mengalami sindrom sarang kosong. Dengan tahapan tersebut, lansia memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik dan mengatasi sindrom sarang kosong dengan lebih efektif. Agar lansia menemukan kebahagiaan dan ketenangan hidup, merasa lebih percaya diri, dan mempunyai kehidupan yang bermakna; 3) Ikhlas dan qonaah dapat digunakan untuk memperkuat penerimaan diri dalam mengatasi sindrom sarang kosong.