Fiqh of Neuroscience: Neuron Transmission in Worship and Religious Dynamics of Covid-19 Survivors during the Period of Self-Isolation

Husnul Fatarib; Suci Hayati

doi:10.32332/nizham.v12i01.9311

Authors

Husnul Fatarib Institut Agama Islam Negeri Metro
Suci Hayati Institut Agama Islam Negeri Metro

DOI:

https://doi.org/10.32332/nizham.v12i01.9311

Keywords:

Neuroscience, Jurisprudence, Religion, Covid 19

Abstract

Neuroscience is a discourse that is always interesting to discuss with various perspectives, such as neuron studies with psychological, ecological, religious approaches and so on. The study of neurons integrated with fiqh is something new and fresh to be discussed globally. Neuroscience jurisprudence is a model of fiqh discovery using a sense, soul and mental approach as an inseparable part of the holy conscience engagement model, or also biased by the perspective of conscience satisfaction in carrying out worship. Nerve cells driven by transmitters such as adrenaline, acetylcholine, dopamine and others play an important role in stimulating neurons to integrate with each other in encouraging someone to do something. The presence of this paper by offering the formulation of neuroscience fiqh is an addition to the enthusiasm and passion for fiqh science connected to human nerve cell networks, giving rise to fiqh formulations that are very rich in aspects of taste and mentality that have so far been rarely empowered.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Daulay and Nurussakinah, Struktur Otak Dan Keberfungsiannya Pada Anak Dengan Gangguan Spektrum Autis: Kajian Neuropsikologi, Buletin Psikologi 25, no. 5 (2017): 101–15, doi:10.22146/buletinpsikologi.25163.
Syahidin Tatang H, Inovasi Pembelajaran Pendiidkan Agama Islam Melalui Model Coantextual Teaching and Learning Dalam Meningkatkan Taraf Berfikir Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Agama Islam 12, no. 2 (2019): 191–201.
Apri Wulandari and Suyadi, Pengembangan Emosi Positif Dalam Pendidikan Islam Perspektif Neurosains, Tadrib Pendidikan Islam 5, no. 1 (2019): 51–67.
T & Fahrudin Hidayat, Pola Pendidikan Islam di Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoir Bandung Dalam Membentuk Kpribadian Islami., Ta‟dib Jurnal Pendidikan Agama Islam 15, no. 1 (2018): 210.
David. A. Sauso. Bagaimana Otak Belajar. Edited by Terj: Siti Mahyuni. Ke-Empat. Jakarta: Indeks, 2012.
Robert Silwester, Memahami Perkembangan Dan Cara Kerja Otak Anak-Anak, ed. Alih Bahasa: Ririn Sjafriani (Jakarta: Indeks, 2012).
Jamal, Budi dan Mustapha Tajdin, Islamic Creative Thinking, Berpikir Kreatif Berdasarkan Metode Qur‟ani (Bandung: Mizan, 2004).
Kurt W. Fischer, Mind, Braind, and Education: Building a Scientific Groundwork for Learning and Teaching,„ International Journal Compilation Mind, Braind, and Education Society and Wley Periodicals 3, no. 1 (2009): 2.
Bruno Della Chiesa, Kedua Karya Tersebut Adalah Understanding the Brain-the Birth of a Learning Science (Also Availabe in Arabic, Chinese, French, Japanese, Serbian and Spanish) Dan Understanding Japanese, Portuguese and Spanish). Keduanya Terbit Di Paris: OECD (Paris: OECD, n.d.).
Suyadi, Zalik Nuryana, and Niki Alma Febriana Fauzi, The Fiqh of Disaster: The Mitigation of Covid-19 in the Perspective of Islamic Education-Neuroscience, International Journal of Disaster Risk Reduction 51, no. 2 (2020): 1–15, https://doi.org/10/1016/J.ijdrr.2020.101848.
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, ke-3 , (Jakarta: Kencana Media Group, 2008); Imam al-Ghazali, Raudhah Ihya Ulumuddin (Semarang: Asy-Sifa, 2003).
Novia Wirna Putri and Septia Pristi Rahmah, Edukasi Kesehatan Untuk Isolasi Mandiri Dalam Upaya Penanganan COVID-19 Di Kanagarian Koto Baru, Kabupaten Solok, Abdidas 1, no. 6 (2020): 547–53.
Taufiq Pasiak, “Pengantar, Antara Tuhan Empirik Dan Kesehatan Spiritual”, Dalam Taufik Pasiak (Ed.), Tuhan Empirik Dan Kesehatan Spiritual, Pengembangan Pemikiran Musa Asy‟arie Dalam Bidang Kesehatan Dan Kedokteran (Yogyakarta: Center for Neuroscience, Helat and Spirituality (C-NET) UIN Sunan Kalijaga, 2012).
Suyadi Kharisma Noor Latifatul Mahmudah, Akal Bertingkat Ibnu Sina Dan TaksonomiBloom Dalam Pendidikan Islam Perspektif Neurosains, Edukasi Islamika: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 1 (2020): 121–38.
Miftah Syarif and Meimunah S Moenada, Boarding School (Pesantren) Education During Covid-19 Pandemic at Dar El Hikmah Pekanbaru Indonesia, Khalifa: Journal of Islamic Education 4, no. 2 (2020): 161–74.
Suyadi Kasno, „Aql Dan Otak Dalam Kajian Neurosains Dan Implikasinya Pendekatan Saintifik Dalam Pendidikan Islam, Muaddib: Studi Kependidikan Dan Keislaman 1, no. 2 (2019): 154–77.
Suyadi, Pendidikan Islam Dan Neurosains: Menelusuri Jejak Akal Dan Otak Dalam Alquran Hingga Pengembangan Neurosains Dalam Pendidikan Islam, ed. Lintang Novita, Pertama, (Jakarta: Kencana, 2020)
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Ke-3, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996), 169.
Arif Shaifudin, Fiqih dalam Perspektif Filsafat Ilmu: Hakikat dan Objek Ilmu Fiqih, al- Manhaj: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Islam, Vol. : 1 (2), 2019, 197-206, h. 198.
Syafi‟i Karim, Fiqih Ushul Fiqih untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997, h. 40.
Ruang lingkup fiqih tidak hanya merujuk pada sumber hukum Islam saja tetapi juga mengenai tata cara beribadah kepada Allah swt, menjelaskan tentang muamalat (hubungan sesama manusia), hukum kekeluargaan, bahkan hukum mengenai pelaku jinayat. Rifka Bikro, Ruang Lingkup Fiqih, (Banyumas: Pena Persada, 2021), h. 1.
Fuqoha adalah bentuk jamak dari faqih, yang artinya adalah orang yang memiliki keahlian dalam ilmu fiqih. Lihat Fuad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Ilmu Fiqih (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1999), h. 17.