Ijtihad Ulama Dan Dinamika Pemikiran Tatanegara Dalam Islam

Authors

  • Ani Nurul Imtihhanah IAIN Metro

DOI:

https://doi.org/10.32332/istinbath.v16i1.1472

Keywords:

Ijtihad, Pemikiran Ulama, Tatanegara.

Abstract

Ijtihad merupakan sebuah metode memiliki relevansi tinggi, untuk diterapkan dalam membuat dan mengambil sebuah konklusi hukum, tentang sebuah fenomena yang ada dan/atau sedang berkembang. Ada banyak sekali pemikiran yang berkenaan dengan negara yang pernah dikembangkan oleh para ulama mujtahid Islam. Pemikiran ini terus berkembang tentu saja karena sejatinya ajaran Islam tidak memisahkan diri dari negara, bahkan ketaatan rakyat kepada para pemimpin/pemerintah secara sangat jelas dan terang telah disinggung oleh Allah SWT di dalam al-qur’an. Meskipun masih terdapat kontradiksi antara para mujtahid dalam hal ini, namun asumsi yang akan didukung dalam tulisan ini adalah asumsi yang berpendapat bahwa negara tidak bisa dan tidak akan pernah bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Kebanyakan diskusi tentang Islam (agama) dan politik (negara) mengasumsikan bahwa “Islam” tidak membedakan antara agama dan politik. Sehingga Mendirikan suatu negara dengan maksud mengabdi dan melayani rakyat (umat) merupakan dalam perspektif agama adalah salah satu tugas yang paling agung, karena agama akan sulit untuk ditegakkan tanpa negara atau pemerintahan. Tegaknya nilai-nilai agama seperti keamanan, keadilan, kesejahteraan, keteraturan dan keadaban hanya mungkin diwujudkan melalui negara atau pemerintahan.

Implikasi dari metode dan pemikiran K.H. Ali Yafie adalah terbukanya pola pikir dan pemikiran dikalangan umat islam, sehingga wacana berpikir kritis dan rasional tumbuh dan berkembang, sedangkan implikasi metode dan pemikiran H.M. Atho’ Mudzhar, bagi seorang mujtahid tidak bisa menafikan sejarah dan pengaruh sosio-kultural dan sosio-politik yang melingkupinya.

References

Al-„Ainyy, Ahmad. ‘Umdah al-Qari Syarh Shalih al-Bukhari. Mishr: Mushafa al-Babi al Halabi wa Auladuh, 1972. Cet. Pertama, juz 18.
Al-Jawaziyah, Ibn Qayyim. „Aun al-Ma‟bud Syarh Sunan Abi Dawud. T.tp.: al-Maktabah al-Salafiyah, 1979. Juz 8.
Behn, Wolfgang . Muhammad and The Jewes of Medina, terjemahan dari Mohamed en de Joden te Medina, oleh Arent Jan Wensinck. Berlin: Klaus Schwarz Verlag-Freiburg Im Breisgou, 1975.
Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991. Cet. XIII.
Dale F. Eicleman dan James Piscatori, Ekspresi politikislam (terj.) Rofik Suhud, Bandung: Mizan, 1998.
Engineer, Asghar Ali. Devolusi Negara Islam, terj. Imam Mustaqim, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
Guillaume, A., The Life of Muhammad, terjemahan dari Siarah Rasul Allah. Pakistan: Oxford University Press cabang Pakistan, 1970.
Hisyam, Ibn. Sirah al-Nabiyy. T. Tp: Dar al-Fikr, 1981. Juz 2.
Ibn Sallam, Abu „Ubayd al-Qasim. Kitab al-Amwal. Al-Qahirah: Dar al-Fikr, 1975. Jauhar, Vol. 1. No. 1, Desember, 2000
Jindan, Khalid Ibrahim. Teori Politik Islam, Telaah Kritis Ibnu Taimiyah tentang Pemerintahan Islam, terj. Masrohin. Surabaya, Risalah Gusti, 1995.
Rosyadi, A. Rahmat. Formalisasi Syari’at Islam dalam Perspektif Tata Hukum Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.
Shahih al-Bukhari, juz 4.
Smith, Donald Eugene. Religion and Political Development, Boston: Little, Brown and Co, 1978.
Syaifudin Jurdi, Pemikiran Politik Islam Indonesia; Pertautan Negara, Khilafah, Masyarakat Madani dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Watt, W. Montgomery. Muhammad at Medina. London: Oxford University Press, 1972., 2016.

Published

2020-01-07

How to Cite

Ijtihad Ulama Dan Dinamika Pemikiran Tatanegara Dalam Islam. (2020). Istinbath : Jurnal Hukum, 16(1), 97-111. https://doi.org/10.32332/istinbath.v16i1.1472