TEORI IJMA' KONTEMPORER DAN RELEVANSINYA DENGAN LEGISLASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA

(ANALISIS NORMATIF – YURIDIS)

Authors

  • moh bahruddin

DOI:

https://doi.org/10.32332/istinbath.v15i1.1093

Keywords:

Ijmak, Legislation, Islamic Law

Abstract

ABSTRAK

 

Di antara terma ilmu ushul fikih yang signifikan untuk dikaji dan dikritisi adalah ijmak. Teori ijmak bertitik tolak dari kristalisasi ajaran dasar Islam tentang permusyawaratan dan persatuan umat serta mengakui infalibilitas konsensus ulama. Terdapat sejumlah persoalan terkait teori ijmak klasik dan dihubungkan dengan legal drafting di Indonesia. Setelah melalui proses pembahasan dan analisis, diketahui bahwa validitas ijmak tidaklah meniscayakan totalitas pendapat ulama dan otoritasnya bersifat nisbi. Pilar utama dari Teori ijma’ adalah spirit syura secara demokratis dan independen, serta mengakui infalibilitas konsensus ulama. Apabila dikomparasikan antara teori dan prosedur ijmak dengan pembuatan hukum Islam yang di Indonesia dari segi institusi, prosedur, dan mekanisme-nya, tampak adanya sisi persamaan dan perbedaan. Prinsip demokrasi, kodifikasi, dan unifikasi hukum melekat pada teori ijmak dan legislasi. Perbedaannya terletak pada mekanismenya. Ijmak berjalan secara alamiah, sedangkan pembuatan hukum Islam di Indonesia telah ada regulasi yang mengaturnya. Karenanya, produk pembuatan hukum Islam di Indonesia masuk dalam kriteria ijmak.

 

Kata Kunci: Ijmak, Legislasi, Hukum Islam

 

ABSTRACT

 

Among the terms of ushul fiqh the most significant term to lear and criticized is ijmak. The ijmak theory starts from the crystallization of the basic tenets of Islam on the consent and unity of the peoplere, also recognizing the infallibility of the ulama consensus. There are a number of issues related to the classical ijmak theory and associated with legal drafting in Indonesia. After going through the process of discussion and analysis the validity of ijmak it is known that the ultimate opinion of the ulama is not required and its authority is relative. The main pillar of ijma' Theory is a democratic and independent shura spirit, and recognizes the infallibility of the ulama consensus. When the theory and procedure of ijmak compiled with the Indonesian Islamic law regulating in terms of institutions, procedures, and mechanisms, it appears the side of similarities and differences. The democracy, codification, and legal unification princip are embedded in the theory of ijmak and legislation. The difference found in the mechanism. Ijmak runs naturally, while the Islamic law regulating in Indonesia has its own rule. Therefore, the Islamic law regulating in Indonesia is included as a part of ijma.

 

Keywords: Ijmak, Legislation, Islamic Law

References

A. Rahmad Rosyadi, dan Ahmad Rais. Formalisasi Syariat Islam dalam Perspektif Tata Hukum di Indonesia. 1 ed. Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.
Abd al-Rahman al-Jaziri. Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba‘ah. Beirut: Dar al-Fikr, 1990.
‘Abd al-Wahab Khallaf. ‘Ilm Usul al-Fiqh. 12 ed. t.tp.: Dar al-Qalam, 1978.
Abu al-Ma’ali al-Juwaini. al-Burhan fi Usul al-Fiqh. 4 ed. Mesir: al-Wafa’ Mansurah, 1418.
Abu Ishaq Al-Syatibi. al-Muwafaqat. Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi, 1976.
Ahmad bin Abd al-Halim Ibnu Taimiyah. Naqd Maratib al-Ijma‘. 1 ed. Beirut: Dar al-Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, t.t.
Ahmad Muhammad. al-Ikhtilaf Rahmah am Niqamah? Jeddah: Makatabah Dar al-Matbu‘at al-Hadisah, t.t.
Ali Abd ar-Raziq. al-Ijma‘fi asy-Syari‘ah al-Islamiyyah. Mesir: Dar al-Fikr al-‘Arabi, t.t.
Ali al-Khafif. Asbab al-Ikhtilaf fi al-Fiqh. Kairo: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.
Al-Imam Ahmad. Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal. V. Beirut: al-Maktab al-Islami, 1978.
Al-Syaukani. Irsyad al-Fuhul ila Tahqiq al-Haqq min ‘Ilm al-Usul. Beirut: Dar El Ma’rifah, Tanpa Tahun.
Anas Aris Himawan. Epistemologi Syara’: Mencari Format Baru Fiqh Indonesia. 1 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
As-Sarakhsi. Usul As-Sarakhsi. t.tp.: Dar al-Kitab al-‘Arabi, 1372.
As-Suyuthi. al-Jami‘ as-Sagir. 1 ed. t.tp.: Dar al-Fikr, t.t.
Fazlur Rahman. Islamic Methodology in History. Karachi: Institute of Islamic Research, 1965.
Ibnu Hazm. al-Ihkam fi Usul al-Ahkam. IV. Kairo: Maktabah ‘Asif, 1970.
———. al-Muhalla. 1 ed. Mesir: Maktabah al-Jumhuriyah al-‘Arabiyyah, 1967.
Ibnu Rusyd. Bidayah al-Mujtahid. 1 ed. Indonesia: Dar al-Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, t.t.
Joseph Schacht. The Origin of Muhammadan Jurisprudence. London: Oxford at the Clarendon Press, 1975.
Maria Farida Indrati S. Ilmu Perundang-undangan (1): Jenis, Fungsi, Materi, Muatan. XIII. Yogyakarta: Kanisius, t.t.
Moh. Bahruddin. Kaidah-kaidah Hukum Islam: Menjawab Masalah-masalah Fikih Praktis Lengkap dengan Contoh-contohnya. Bandar Lampung: Seksi Penerbitan Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan, 2012.
Moh. Mahfud MD. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi. Jakarta: LP3ES, 2007.
Muhammad Abu Zahrah. ‘Ilm Usul al-Fiqh. t.tp.: Dar al-Fikr al-‘Arabi, t.t.
Muhammad Said Al-Asymawi. Islamic Law in Contemporary Society. Jakarta: Friedrich-Naumann-Stiftung, 2000.
Munawir Syadzali. Islam dan Tata Negara. 1 ed. Jakarta: UI Press, 1990.
Sa’di Abu Habib. Ensiklopedi Ijmak, terj. Sahal Mahfudz dan Mustafa Bisri. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2011.
Sajuti Thalib. Receptio a Contrario: Hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam. Jakarta: Bina Aksara, 1980.
Taj ad-Din as-Subuki. al-Asybah wa an-Naza’ir. Madinah: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1991.
Wahbah az-Zuhaili. Usul al-Fiqh al-Islami. 16 ed. Damaskus: Dar el Fikr, 2009.
Zakariya as-Sibri. Masadir al-Ahkam al-Islamiyyah. Mesir: Dar al-Ittihad al-‘Arabi, 1975.

Additional Files

Published

2018-07-09

How to Cite

TEORI IJMA’ KONTEMPORER DAN RELEVANSINYA DENGAN LEGISLASI HUKUM ISLAM DI INDONESIA: (ANALISIS NORMATIF – YURIDIS). (2018). Istinbath : Jurnal Hukum, 15(1), 46-62. https://doi.org/10.32332/istinbath.v15i1.1093