DERADIKALISASI ISLAM MELALUI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MASYARAKAT CIGUGUR

  • Muhammad Arif Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan konteks deradikalisasi Islam melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal. Untuk maksud tersebut, dilakukan penelitian mendalam pada masyarakat Cigugur. Penelitian menghasilkan temuan bahwa sikap toleran, saling menghargai, saling menghormati, dan bahkan saling bekerja sama yang tercipta dalam kehidupan masyarakat Cigugur yang multi agama dan multikultural didukung oleh aktualisasi pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal yang mencakup tiga dimensi, yakni dimensi waktu, dimensi tempat, dan dimensi isi. Menurut dimensi waktu, pendidikan diselenggarakan dalam tiga fase, yakni sateuacan nitis (sebelum nitis), sateuacan boboran (sebelum lahir), dan saatosna boboran (setelah lahir). Menurut dimensi tempat, masyarakat Cigugur menyelenggarakan pendidikan di lingkungan keluarga (pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), dan lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal). Sementara, menurut dimensi isi, terdapat etika sebagai pedoman dan tuntunan berperilaku sosial yakni berupa cara ciri manusia dan cara ciri bangsa.


This article aims to describe the context of the de-radicalization of Islam through multicultural education based on local wisdom. For this purpose, conducted in-depth research on Cigugur society. The study produced findings that tolerance, mutual respect, and even cooperate with each other in Cigugur society that’s multi-religious and multicultural, supported by the actualization of multicultural education based on local wisdom that includes three dimensions, namely the dimension of time, the dimensions of the place, and dimensional content. According to the dimension of time, education was held in three phases, namely “sateuacan nitis” (before mariage), “sateuacan boboran” (before birth), and “saatosna boboran” (after birth). According to the dimensions of the place, the people Cigugur education in the family environment (informal education), school environment (formal education) and community (non-formal education). Meanwhile, according to the dimensions of the content, there are ethical guidelines and guidance in social behavior, namely “cara ciri manusia” and “cara-ciri bangsa”.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arkoun, Mohammed. Islam Kontemporer menuju Dialog Antaragama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Ayatrohaedi. Kepribadian Budaya Bangsa: local Genius. Jakarta: Pustaka Jaya, 2009.
Azra, Azumardi. “Radikalisme Islam Indonesia.” Tempo. 15 Desember 2002.
Azra, Azyumardi. Pergolakan Politik Islam; dari Fundamentalisme, Modernisme hingga Post-Modernisme. Jakarta: Paramadina, 1996.
Banks, James A. An Introduction to Multicultural Education. Boston: Allyn and Bacon, 1993.
F. X. Rahyono. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widyasastra, 2009.
H.A.R Tilaar. Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
James A Banks dan Cherry A. McGee Banks. “Multicultural Education: Historical Development, Dimensions, and Practice.” In Handbook of Research on Multicultural Education, n.d.
K.M, Saini. “Kearifan Lokal di Arus Global.” Pikiran Rakyat, 30 Juli 2005.
Mahfud, Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Mubarak, M. Zaki. Geneologi Islam Radikal di Indonesia. Jakarta: LP3ES, 2008.
Muhammad Hisyam, dkk. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta: LIPI Press, 2005.
Naritoom, Chatcharee. “Local Wisdom/Indigenous Knowledge System.” Kasetsart University, Thailand, 18 Maret 2015. http://pimd.iwmi.org/Library/pdf/PPT 6 Indigeneous Knowledge Systems.ppt.
Nasution, Harun. Islam Rasional. Bandung: Mizan Media Utama, 1995.
Ridwan, Nurma Ali. “Landasan Keilmuan Kearifan Lokal.” Ibda`: Jurnal Studi Islam dan Budaya P3M STAIN Purwokerto 5, no. 1 (Juni 2007).
Robertson, Roland. “Religion in Java: Conflict and Integration.” In Sociology of Religion: Selected Readings. England: Penguine Book, 1971.
Rokhmad, Abu. “Radikalisme Islam dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal.” Walisongo 20, no. 1 (Mei 2012).
Santoso, Listiyono. Seri Pemikiran Tokoh Epistimologi Kiri. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Tarmizi Taher, et.all. Radikalisme Agama. Jakarta: PPIM IAIN Syarif Hidayatullah, n.d.
Taruna, Dody S. Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikulturalisme. Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010.
Turmudi, Endang, ed. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta: LIPI Press, 2005.
Wahyu, dan Emon Radiman. Wawancara, 4 Oktober 2015.
Published
2017-06-13
How to Cite
ARIF, Muhammad. DERADIKALISASI ISLAM MELALUI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA MASYARAKAT CIGUGUR. Akademika : Jurnal Pemikiran Islam, [S.l.], v. 22, n. 1, p. 51-76, june 2017. ISSN 2356-2420. Available at: <https://e-journal.ejournal.metrouniv.ac.id/akademika/article/view/716>. Date accessed: 09 july 2024.