DERADIKALISASI BERBASIS NILAI-NILAI PESANTREN STUDI FENOMENOLOGIS DI TULUNGAGUNG

  • Ngainun Naim Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

Abstract

Gerakan Islam radikal telah hadir dan melebarkan sayap organisasi di Tulungagung. Fenomena ini tampaknya belum mendapatkan respon memadai dari pihak pemerintah daerah. Padahal, eksistensi Islam radikal cukup membahayakan kehidupan sosial kemasyarakatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan berbagai strategi untuk membendung persebaran ideologi dan gerakan Islam radikal. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui respon para kiai Tulungagung terhadap Islam radikal dan strategi yang dilakukan untuk membendung penyebaran ideologi Islam radikal. Para kiai di Tulungagung memandang bahwa Islam radikal membahayakan bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Salah satu alasannya karena ideologi Islam radikal mengabsahkan kekerasan. Selain itu, karakteristik mereka yang eksklusif menjadikan eksistensinya sering menjadi masalah bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Pondok Pesantren merupakan salah satu institusi yang memiliki potensi besar untuk melakukan aktivitas deradikalisasi. Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan aktualisasi nilai-nilai pesantren. Aktualisasi nilai-nilai pesantren penting dilakukan karena dengan cara semacam ini diharapkan tumbuh pemahaman dan kesadaran secara luas terhadap keberadaan Islam radikal dan bahayanya bagi kehidupan.  Data yang disajikan dalam kajian ini berasal dari wawancara dan observasi terhadap beberapa kiai di Tulungagung. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan kerangka teori deradikalisasi. Penelitian ini menemukan bahwa para kiai di Tulungagung telah berusaha keras membendung arus Islam radikal ke dalam berbagai usaha deradikalisasi. Usaha para kiai tersebut penting dalam kerangka menghadirkan Islam moderat yang menghargai terhadap pluralitas di masyarakat.


The radical Islamic movement has come and expanded its organization in Tulungagung. This phenomenon has seemingly got no adequate response from the local government yet.  In fact, its existence has threatened the long term-social life. Therefore, it needs various strategies to stem the spread of radical Islamic ideology and movement. This article is intended to find out the responses of kyai (ulama, experts in Islam) in Tulungagung towards the radical Islam and strategies undertaken to stem the spread of radical Islamic ideology. The kyais in Tulungagung consider that the radical Islam endangers the life of society as a whole. One of the reason is that the ideology endorses violence. In addition, their exclusive characteristics make their existence be a problem for the surrounding people. Islamic boarding school (pondok pesantren) is then taken into account as an institution which has great potential for deradicalization activities. The step done is by actualizing the values of pesantren which is significant to establish broad understanding and awareness on the existence of radical Islam and its dangers for the life. The data presented in this study were collected through interviewing and doing observations to some kyais in Tulungagung. The collected data were subsequently analyzed by using the theorical framework of deradicalisation. The study reveals that kyais in Tulungagung have tried hard to stem the flow of radical Islam through various efforts of deradicalization which are essential to introduce a moderate Islam appreciating the values of plurality in society.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, Irwan. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. 3 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Abdullah, M. Amin. “Islam dan Keindonesiaan.” In Kontroversi Khilafah: Islam, Negara, dan Pancasila, diedit oleh Komaruddin Hidayat. Bandung: Mizan, 2014.
Amin, M. Masyhur. NU dan Ijtihad Politik Kenegaraannya. Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996.
Arif, Syaiful. Deradikalisasi Islam: Paradigma dan Strategi Islam Kultural. Depok: Koekosan, 2010.
Arifin, Syamsul. “Multikulturalisme dalam Skema Deradikalisasi Paham dan Gerakan Keagamaan Radikal di Indonesia.” Makalah AICIS XIV Samarinda, 21 November 2014.
Azra, Azyumardi. Transformasi Politik Islam: Radikalisme, Khilafatisme dan Demokrasi. Jakarta: Kencana, 2016.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3 ed. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Effendy, Bachtiar. “Nilai Kaum Santri.” In Pergulatan Dunia Pesantren, diedit oleh M. Dawam Rahardjo. Jakarta: P3M, 1985.
Faizin, Khoirul. “Fundamentalisme dan Gerakan Radikal Islam Kontemporer di Indonesia.” Edu-Islamika 5, no. 2 (September 2013).
Fealy, Greg. Voices of Islam in Southeast Asia: A Contemporary Sourcebook. Diedit oleh Virginia Hooker. Singapore: ISEAS, 2006.
Hasan, Noorhaidi. “Laskah Jihad: Islam, Militansi, dan Pencarian Identitas di Indonesia Pasca-Orde Baru.” diterjemahkan oleh Hairus Salim. Jakarta: LP3ES, 2008.
Hasani, Ismail. Dari Radikalisme Menuju Terorisme: Studi Relasi dan Transformasi Organisasi Islam Radikal di Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta. Diedit oleh Bonar Tigor Naispospos (last). Yogyakarta: Pustaka Masyarakat Setara, 2012.
Hiariej, Eric. “Aksi dan Identitas Kolektif Gerakan Islam Radikal di Indonesia.” JSP, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4, no. 2 (November 2010).
K.H. Bagus Ahmadi, 1 Maret 2016. Pengasuh Pondok Pesantren MIA, Moyoketen Tulungagung.
K.H. Muh. Nurul Huda, 19 Februari 2016.
———, 2 Maret 2016. Pengasuh Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
K.H. Muhson Hamdani, 27 Februari 2016. Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Ngunut Tulungagung.
———, 2 Maret 2016.
“Masyarakat Tulungagung Demo Tolak FPI.” Diakses 28 Februari 2016. http://news.okezone.com.
Masyhudi Muchtar, dkk. Aswaja An-Nahdliyah, Ajaran Ahlussunnah wa Al-Jama’ah yang Berlaku di Lingkungan Nahdlatul Ulama. Surabaya: LTN, 2007.
Mubarak, M. Zaki. “Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam Radikal di Indonesia Kontemporer.” Epistemê, Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman 10, no. 1 (Juni 2015).
Muhammad, Husein. “Memahami Sejarah Ahlus Sunnah Waljamaah Yang Toleran dan Anti Ekstrem.” In Kontroversi Aswaja, Aula Perdebatan dan Reinterpretasi, diedit oleh Imam Baehaqi. Yogyakarta: LKiS, 2000.
“MUI Tuding Pemerintah Lembek Hadapi Radikalisme.” Diakses 18 Januari 2016. http://nasional.sindonews.com pada ...
Ni’am, Syamsun. “Pesantren: The Miniature of Moderate Islam in Indonesia.” Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies 5, no. 1 (Juni 2015).
Nuh, Nuhrison M., ed. Peranan Pesantren dalam Mengembangkan Budaya Damai. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, 2010.
“Pemuda di Tengah Gerakan Radikalisme Islam dan ISIS.” Diakses 28 April 2017. www.tribratanewstulungagung.net/2015/06/polres-tulungagung-pemuda-ditengah-gerakan-radikalisme-islam-dan-isis/.
“Polisi Tangkap Orang yang Diduga Anggota ISIS di Tulungagung,” 28 Februari 2016. http://www.antaranews.com.
Qodir, Zuly. Radikalisme Agama di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Rahardjo, M. Dawam. “Fanatisme dan Toleransi.” In Berislam Secara Toleran, diedit oleh Irwan Masduqi. Bandung: Mizan, 2011.
Rokhmad, Abu. “Radikalisme Islam dan Upaya Deradikalisasi Paham Radikal.” Walisongo, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 1 (n.d.).
Sholeh, Badrus. Budaya Damai dalam Komunitas Pesantren. Jakarta: LP3ES, 2007.
Suradji, Adjie. “Ancaman Teroris Generasi Baru.” Kompas, 3 Februari 2016.
Tarrow, Sidney. Power in Movement: Social Movement, Collective Action and Politics. Cambridge: Cambridge University Press, 1995.
Published
2017-06-22
How to Cite
NAIM, Ngainun. DERADIKALISASI BERBASIS NILAI-NILAI PESANTREN STUDI FENOMENOLOGIS DI TULUNGAGUNG. Akademika : Jurnal Pemikiran Islam, [S.l.], v. 22, n. 1, p. 129-152, june 2017. ISSN 2356-2420. Available at: <https://e-journal.ejournal.metrouniv.ac.id/akademika/article/view/560>. Date accessed: 09 july 2024.