PEMIKIRAN KEBANGSAAN K.H. ACHMAD SIDDIQ DAN IMPLIKASINYA DALAM MEMANTAPKAN IDIOLOGI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DI INDONESIA

Authors

  • Syamsun Ni’am Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
  • Anin Nurhayati Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

DOI:

https://doi.org/10.32332/akademika.v23i2.1106

Keywords:

Kebangsaan, Islam, Pancasila, .H. Achmad Siddiq

Abstract

Abstract

This article addresses an interesting phenomenon of this recent decade in the national journey of Indonesia, where there are some people or certain groups who want to distort or even question Pancasila as the common platform and Indonesian ideology. It is very urgent to examine the thoughts of the charismatic figure of Indonesia, K.H. Achmad Siddiq who has an idea about the relationship among religion, the State, more specifically about the position of Pancasila,  and Islam or vice versa, particularly when Indonesia is faced with the movements of the Pancasila de-ideologization which recently comes up to the surface. The most interesting idea of ​​K.H. Acmad Siddiq is "Pancasila as the national ideology of Indonesian is final, no need to be questioned  again, and is not against Islam, even it can go along and fill each other". Kyai Siddiq's view then brings fundamental implications in stabilizing Pancasila as a foundation of the social life, nation and state. This thought is then regarded as the genuine thought of a pesantren scholar.
Keywords: Nationality, Islam, Pancasila, and K.H. Achmad Siddiq.

 

Abstrak

Artikel ini ditulis karena adanya fenomena menarik pada dekade mutakhir ini dalam perjalan kebangsaan di Indonesia, di mana ada sebagian orang atau kelompok tertentu yang ingin mendistorsi bahkan mempersoalkan Pancasila sebagai common platform dan idiologi bangsa Indonesia. Sangat urgent mengkaji pemikiran sosok ulama kharismatik Indonesia, K.H. Achmad Siddiq yang memiliki gagasan menyangkut hubungan agama dan Negara —lebih khusus tentang kedudukan Pancasila dan Islam atau sebaliknya, di saat Indonesia dihadapkan pada gerakan/upaya de-ideologisasi Pancasila yang akhir-akhir ini muncul ke permukaan. Gagasan paling menarik dari K.H. Acmad Siddiq adalah “Pancasila sebagai idiologi bangsa Indonesia sudah final, tidak perlu diotak-atik lagi, dan tidak bertentangan dengan Islam, bahkan dapat berjalan bersama dan saling mengisi”. Pandangan Kyai Siddiq ini kemudian membawa implikasi mendasar dalam memantapkan Pancasila sebagai landasan dalam perikehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pemikiran inilah yang kemudian dianggap sebagai pemikiran genuin dari seorang ulama pesantren K.H. Acmad Siddiq.

Kata Kunci: Kebangsaan, Islam, Pancasila, dan K.H. Achmad Siddiq

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdul Halim Soebahar. “Arsitek Pemikiran Islam Indonesia (Catatan Biografi K.H. Achmad Siddiq).” In Penelitian. Jember, 2001.
Afton Ilman Huda. Biografi Mbah Siddiq. Jember: Pon. Pes. Al-Fattah, n.d.
Anwar Hudijono. “‘K.H. Achmad Siddiq; Akar Menghujam-Batang Menjulang.’” n.d.
Baca Soekarno. Lahirnya Pancasila, dalam Tujuh Bahan Indoktrinasi. Jakarta: DPA, 1961.
“Berdasarkan kajian mutakhir, bahwa Indonesia adalah Negara yang sangat plural, yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih, 34 propinsi dan 516 kabupaten/kota, 714 suku, dan 1.211 bahasa daerah.” Jawa Pos, 18 Agustus 2017.
Bey Arifin. “Kesan-kesan Tokoh.” dalam Jawa Pos, 24 Januari 1991.
Deliar Noer. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES, 1996.
Einar M. Sitompul. Nahdlatul Ulama dan Pancasila. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989.
“In Memorium: K.H. Achmad Siddiq.” Surya, 28 Januari 1991.
Kacung Marijan. “Pesantren sampai Presiden.” Jawa Pos, 24 Januari 1991.
K.H. Achmad SIddiq. “Hubungan Agama dan Pancasila.” In Pertemuan Ilmiah, 14. Jakarta: Balitbang Agama Departemen Agama RI, 1985.
“Kyai Achmad.” In AULA: Risalah NU, Vol. 8. 2. Surabaya: PWNU Jawa Timur, 1991.
“Lihat Achmad Siddiq, ‘Norma-norma Pancasila Menurut Pandangan Islam’, Makalah yang rencananya akan disampaikan dalam seminar di Aceh, karena sesuatu hal, sehingga tidak jadi dipresentasikan, terjadi pada tahun 1970-an,” n.d.
“Mbah Moen: Kalau NU Tidak Pancasila, Ya Bukan NU.” Liputan6.com, 26 Mei 2017.
Muhammad A.S. Hikam. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: PT. Pustaka Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi-LP3ES Indonesia, 1996.
Mujamil Qomar. Fajar Baru Islam Indonesia?Kajian Komprehensif atas Arah Sejarah dan Dinamika Intelektual Islam Nusantara. Bandung: Mizan, 2012.
———. NU “Liberal” dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme. Bandung: Mizan, 2002.
———. NU “Liberal” dari Tradisionalisme Ahlussunnah ke Universalisme Islam. Bandung: Mizan, 2002.
Munawar Fuad Noeh, dan Mastuki HS, ed. Menghidupkan Ruh Pemikiran K.H. Achmad Siddiq. 1 ed. Jakarta: Logos, 1999.
Munawar Fuad Noeh, dan Mastuki HS. (Ed.). Menghidupkan Ruh Pemikiran K.H. Achmad Siddiq. Cet. I. Jakarta: Logos, 1999.
Munawir Aziz, Akhmad Sahal. Baca Abdul Moqsith Ghazali, “Metodologi Islam Nusantara”, dalam Islam Nusantara: Dari Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan. Cet. II. Bandung: Mizan, 2015.
Nubowo, Andar. “Islam dan Pancasila di Era Reformasi: Sebuah Reorientasi Aksi,” n.d., 18.
Nurcholish Madjid. Islam Indonesia Menatap Masa Depan: Aktualisasi Ajaran Ahlussunnah Waljama’ah”, dalam Akhmad Sahal dan Munawir Aziz (ed.), Islam Nusantara: Dari Ushul Fiqh hingga Paham Kebangsaan. Cet. II. Bandung: Mizan, 2015.
Prawoto Mangkusasmito. Pertumbuhan Historis Rumus Dasar Negara dan Sebuah Proyeksi. Jakarta: Hudaya, 1970.
Ridwan Fakla AS.(Ed.), Humaidy Abdussami. Biografi 5 Rais ‘Am Nahdlatul Ulama. Yogyakarta: LTn-NU dan Pustaka Pelajar, 1995.
Rosehan Anwar, dan Andi Bahruddin Malik. Ulama dalam Penyebaran Pendidikan dan Khazanah Keagamaan. Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan Depag RI, 2003.
Said Aqil Siroj. Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara Menuju Masyarakat Mutamaddin. Jakarta: LTN NU, 2014.
Syamsun Ni’am. The Wisdom of K.H. Achmad Siddiq: Membumikan Tasawuf,. Jakarta: Erlangga Press, 2009.
———. The Wisdom of K.H. Achmad Siddiq: Membumikan Tasawuf,. Jakarta: Erlangga Press, 2009.

Published

2018-09-19